Kalimat Efektif
Kalimat
Efektif
Menurut Arifin dan
Tasai (2000: 89) kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan – gagasan pada pikiran pendengar atu pembaca
seperti pa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Selanjtnya Suyanto
(2011: 49) menyebutkan kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Sebuah
kalimat efektif mempunyai ciri – ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan
kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa. \
1. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara
pikiran (gagasan) dan struktur bahassa yang dipakai. Kesepadanan kalimat itu
memiliki beberapa ciri – ciri, seperti berikut.
a.
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat
dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja
membuat kalimat itu menjadi tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu
kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh
:
(1)
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini
harus membayar uang kuliah
(2)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus
membayar uang kuliah.
Kalimat (1) tidak efektif karena tidak
memiliki unsur yang lengkap. Kalimat dikatakan memiliki unsur yang lengkap jika
sekurang –kurangnya mengandung unsur subjek (S) dan predikat (P). Sementara
itu, kalimat (1) hanya terdapat unsur keterangan (K) dan pelengkap (Pel). Agar
kalimat menjadi efektif, kata depan bagi yang
terletak di awal kalimat harus dihilangka, seperti pada kalimat (2).
b.
Tidak terdapat subjek yang ganda
(1)
Soal itu saya kurang jelas
(2)
Soal itu bagi saya kurang jelas
Kalimat (1) tidak efektif karena terdapat
subjek ganda, yaitu pada kata soal itu
dan saya. Kalimat tersebut akan
menjadi efektif jika disispkan kata bagi di antara kedua kata tersebut seperti pada
kalimat (2). Jika kalimat (2) dilihat dari unsur – unsurnya, satuan unsur soalitu bagi saya merupaka subjek (S)
dan kurang jelas merupakan predikat
(P)
c.
Tidak menggunakan kata penghubung
intrakalimat
Contoh
:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama
Kalimar diatas dapat diperbaiki dengan dua
cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kaliat mejemuk dan kedua gantilah
ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat. Berikut perbaikan kalimat diatas.
1)
Kami datang agak terlambat sehingga kami tida dapat mengikuti
acara pertama. Atau
2)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena
itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama
d.
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata
yang
Contoh
:
(1)
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
Melayu (tidak tepat)
(2)
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu (tepat)
Kalimat (1) tidak efektif karena predikat
kalimat di dahului kata yang sehingga
kalimat tersebut belum memiliki unsur yang lengkap. Kalimat dikatakan memiliki
unsur yang lengkap jika sekurang – kurangnya mengandung unsur subjek (S) dan
predikat (P). Jika dilihat dari unsurnya, kalimat tersebut hanya memiliki unsur
subjek. Agar kalimat tersebut menjadi efektif, kata yang sebelum predikat harus dihilangkan.
2. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakkan nomina. Kalau
bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh
:
a)
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara
luwes.
Kalimat diatas tidak mempunyai kesejajaran
karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda,
yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki
dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
a)
Harga minyak dibekukan atau dinaikan
secara luwes
3.
Ketegasan
Ketegasan adalah
suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam kalimat sebuah kalimat
ada ide yang perlu ditonjolkan, kalimat itu memberi penekanan atau penegasan
pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
a.
Meletakan karayang ditonjolkan di depan
kalimat
Contoh
: Harapan presiden aialah agar rakyat
membangn bangsa dan negara,
Kalimat di atas
jika dilihat dari segi struktur informasinya, kalimat tersebut menonjolkan
informasi tentang harapa presiden.
b.
Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh : Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi
berjuta – juta rupiah, telah disumbangkan
kepada penduduk miskin.
Ide kalimat pada contoh di atas ditonjolka
dengan cara membuat urutan kata yang bertahap, yaitu pada bilangan seratus, seribu, atau sejuta diurutkan
dari nominnal yang terkecil sampau yang terbesar.
c.
Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh : Saya suka akan
kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Kalimat di atas jika dilihat dari
kehematan, kalimat tersebut tidak hemat karena terjadi pengulangan kata saya
suka, tetapi jika dilihat dari ketegasannya penulis ingin menonjolkan ide
kalimat, bisa dengan cara melakukan pengulangan kata (repetisi) dimensi.
d.
Melakukan pertentangan
Contoh
: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur
Berdasarkan tanda hubung yang digunakan,
kalimat di atas merupakan kalimat majemuk setara. Penggunaan kata penghubung tetapi merupakan kata yang berfungsi
untuk membuat pertentangan pada kalimat sehingga ide kalimat bisa ditonjolkan.
e.
Mempergunakan partikel penekanan
(penegasan)
Contoh
: Saudaralah yang bertanggung jawab
atas pembuhunan itu.
Kalimat di atas menonjolkan ide kalimat
dengan cara mempergunakan partikel penekanan, yaitu partikel lah
4.
Kehematan
Kehematan dalam
kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata – kata
yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi
kaidah tata bahasa. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
a.
Menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh
:
(1)
Karena ia
tidak diundang, dia tidak datang
ke tempat itu. (tidak tepat)
(2)
Karena tidak diundang, dia tidak datang
ketamat itu. (teptat)
Kalimat (1) tidak efektif karena melakukan
pengulangan kata sehingga kalimat tersebut dilihat tidak hemat. Kalimat
tersebut menjadi efektif jika kata ia
pada anak kalimat dihilangkan seperti kalimat (2)
b.
Menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi
Contoh
: Ia memakai baju warna merah.
Kalimat di atas tidak efektif karena
terdapat superordinat pada kata warna
merah. Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi.
Ia memakai baju merah.
c.
Menghindarkkan kesinoniman dalam suatu
kalimat.
Contoh
:
(1) Sejak dari pagi
dia bermenung. (tida tepat)
(2) Sejak pagi
dia bermenung
Kaliamt di atas tidak efektif karena
terdapat kesinoniman kata, yaitu pada kata sejak
dan dari yang memiliki fungsi
yang sama. Oleh karena itu, kalimat diatas dapat diperbaiki dengan cara
menghilangkan salah satu dari kata tersebut seperti kalimat (2)
d.
Tidak menjamakan kata – kata yang
berbentuk jamak.
(1) Para tamu – tamu diharapkan
duduk di tempat yang telah disedikan.(tidak tepat)
(2) Para tamu
diharapkan duduk di tempat yang telah disediakan. (tepat)
Kata yang bermakna jamak, seperti kata para pada kalimat di atas, dapat
menimbulkan ketidakefektifan kalimat jika digunakan secara bersama – sama
dengan bentuk ulang yang juga bermakna jamak, seperti tamu – tamu. Kalimat akan
menjadi efektif jika kata jamak tamu –
tamu dijadikan kata tunggal seperti kalimat (2).
5.
Kecermatan
Cermat adalag
bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh : Mahasiswa
perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat di atas
tidak efektif karena kalimat tersebut memiliki makna ganda, yaitu siapa yang
terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi. Kalimat di atas dapat diperbaiki
menjadi berikut.
Mahasiswa,
perguruan tinggi yang terkeal itu menerima hadiah.
6.
Kepaduan
Kepaduan adalah
kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah – pecah.
a.
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek
+ agen + verbal secara tertib dalam kalimat – kalimat yang berpredikat pasif
persona.
Contoh
: surat itu saya sudah baca
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan
sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
Surat
itu sudah saya baca.
b.
Kalimat yangg padu tidak perlu menyisipkan
sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan
objek penderita.
Contoh : Makalah ini akan
membahas tentang desain interior pada
rumah – rumah adat.
Kalimat di atas tidak
padu karena kalimat tersebut menyisipkan kata tentang
antara predikat kata
kerja (membahas) dan objek penderita
(desain interior).
Sebaiknya, kalimat
tersebut tidak menyisipkan kata tentang.
Berikut
perbaikan dari kalimat di
atas.
Makalah
ini akan membahas desain interior pada rumah – rumah adat.
7.
Kelogisan
Kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh :
(1)
Kapada Bapak Presiden, waktu dan tempat
kami persilakan. (tidak tepat)
(2)
Bapak Presiden kami persilakan. (tepat)
Kalimat (1) tidak logis
karena waktu dan temoat merupakan
benda tidak perlu
dipersilahkan. Seharusnya
yang dipersilahkan adalalah Bapak Presiden. Kalimat
akan menjadi efektif jika
kata waktu dan tempat dihilangkan
seperti pada
kalimat (2)
Komentar
Posting Komentar